Tuesday, June 30, 2009

Barang di Supermarket

Tak terpikirkan oleh saya, bagaimana Tuhan bekerja pada pikiran seorang anak kecil, apa yang dapat mereka tangkap dan apa yang mereka mengerti. Pernah suatu ketika anak kami Katherine, yang saat itu berumur 6 tahun, bercerita kepada kami, tentang tawaran-tawaran setan. Kami cukup terkejut mendengarkan apa yang dikatakannya, karena kami belum pernah menceritakan seperti yang telah ia ceritakan kepada kami.

“Mama, mama, … setan itu seperti ini kali ya, kalau kita belanja di supermarket, kita ambil setiap barang kita suka, kita ambil semua, tapi pada saat kita sampai di depan kasir, pasti si setan akan mengatakan, ayo, bayar bayar … “

Sekilas terdengar lucu, apa yang telah dikatakannya. Katherine dengan sudut pandangnya … Tetapi pada saat saya merenungkannya, ada suatu makna yang dalam dari cerita singkatnya. Begitu banyak tawaran menarik yang diberikan oleh si iblis dalam kehidupan kita di dunia ini, sesuatu yang memuaskan ego kita sendiri dan sesuatu yang dapat memuaskan keinginan daging kita, sesuatu yang terkadang bersifat jahat tapi nikmat, sesuatu yang membuat kita ingin memiliki seluruhnya, sampai terkadang kita tidak memikirkannya, bahwa suatu ketika, kitapun akan juga ditagih seperti apa yang telah dilakukan oleh kasir supermarket itu. Apakah kita akhirnya mempunyai uang yang cukup untuk membayarnya?
Bila kita melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan dihadapan Tuhan, pekerjaan-pekerjaan yang memuja iblis dan yang memberontak terhadap perintah Tuhan, ingatlah bahwa kita suatu ketika, kitapun akan ditagih oleh iblis, suatu tagihan yang tidak pernah mampu kita bayar, karena iblis selalu menetapkan suatu standar harga yang cukup mahal dan tidak tetap, karena iblis adalah raja pendusta. Dia, yang janjinya tidak pernah bisa dipegang.

Terakhirnya pilihlah dalam hidupmu suatu pilihan yang bijak, suatu yang berkenan di hati Tuhan, Isilah tas belanjamu dengan barang-barang yang sesuai dengan standard Tuhan, dengan perbuatan baik yang menghasilkan buah-buah Roh, sehingga bila engkau tiba dikasir, bila saatnya tiba, bila engkau ditagih dan engkau tidak mampu membayarnya, akan datang seseorang yang akan membayar semua keperluanmu, karena semua yang baik adalah milikNya.

God Bless You
-Sebastianus Soemitro – coordinator PDDB-

Tuesday, June 2, 2009

Biarkan Roh Bekerja

Sore itu, di misa karismatik, Minggu, 24 Mei 2009, saya sedikit terkejut saat mendengarkan Homili yang dibawakan oleh Pastor Noel. Homili tersebut mengembalikan ingatan saya pada saat pemilihan koordinator Persekutuan Doa Don Bosco (Rabu, 21 September 2005). Pastor Noel, romo moderator PDDB, bercerita tentang pengalamannya memimpin dan mengatur pemilihan ketua PD. Suatu pemilihan yang diselenggarakan secara bebas dan terbuka, dimana setiap orang BOLEH ikut mencalonkan diri untuk menjadi ketua PD. Pesan utama homily Pastor berisi, agar kita selalu melibatkan Roh Kudus disetiap kegiatan yang kita lakukan. Bila kita melakukan itu maka mujizatNya akan menjadi nyata. Allah Roh Kudus tidak akan meninggalkan kita, Dia akan campur tangan, seperti kejadian malam itu, sesuatu yang luar biasa telah terjadi…

Setelah itu, saya sedikit merenung, apa sih sebetulnya yang telah terjadi?

Saya ingin membagikan cerita ini kepada saudara-saudari semua, dari apa yang saya alami sendiri, karena mungkin beberapa dari kita saat itu tidak berada ditempat itu, dan kita mau tahu, kenapa sampai saat ini, pada saat kita mengingat kejadian itu, kitapun masih merasakan merinding, seperti juga yang dialami oleh gembala kita, Pastor Noel tercinta.

Malam itu adalah malam yang cerah, para pengurus PDDB, mempersiapkan diri, untuk melakukan pemilihan koordinator baru di komunitasnya, dikarenakan masa jabatan koordinator lama, Bapak Hendra Suharlim akan segera berakhir, dan beliau menyatakan tidak bersedia untuk melanjutkan kepemimpinannya. Pemilihan akan diadakan secara bebas dan terbuka, setelah seminggu sebelumnya disebarkan undangan melalui berita paroki ‘Sangkakala’, bahwa setiap umat berhak mencalonkan siapapun untuk menjadi ketua persekutuan doa.

Suasana malam itu di aula Mazzarello, terlihat ramai orang berdatangan, sekitar 100 orang jumlahnya … cukup luar biasa, bila dibandingkan saat biasa diadakan persekutuan doa rutin, yang hanya dihadiri oleh sekitar 30-40 orang. Tim singer bersiap mengadakan pujian, penerima tamu, berdiri didepan pintu, alunan musik mulai mengalir di dalam ruangan. Malam itu tidak seperti suasana PD biasanya, banyak sekali wajah-wajah baru yang jarang terlihat, hadir di PD, bahkan di depan pintu masukpun ada beberapa orang, yang menitipkan pesan, agar para umat yang datang menentukan pilihan pada kandidat favorit mereka. Sungguh suatu suasana yang seru dan menegangkan.

Tepat jam 19.30, tim pujian mulai membawakan lagu-lagu pujian dan penyembahan, semuanya mengalir dengan indahnya. Sampai akhirnya sampailah pada saat yang dinantikan. Pastor mengawali pemilihan dengan doa kepada Allah Roh Kudus, agar RohNya dicurahkan ditempat itu malam itu, agar terpilih gembala kecil, yang benar-benar pilihanNya dan suatu doa yang berserah sepenuhnya kepada kehendak Roh Kudus.

Proses awal pemilihan adalah dengan menentukan siapa calon-calon favorit dari umat, masing-masing umat menulis di suatu kertas kecil, satu nama dari umat yang hadir disitu, yang juga adalah umat paroki St. Yohanes Bosco. Setelah itu, tim panitia yang terdiri dari 5 orang, mengumpulkan surat suara dan menyebutkan nama masing-masing calon. Sampai akhirnya terkumpul lebih dari sepuluh nama. Pastor menyeleksi nama-nama tersebut, beberapa orang terpaksa dicoret namanya, dikarenakan jabatan yang sedang disandangnya di paroki saat itu, karena pastor tidak menghendaki adanya rangkap jabatan. Sampai akhirnya tersisa sekitar 8 nama calon koordinator. Salah satu nama yang dicalonkan adalah nama saya.

Keikutsertaan saya dalam proses tersebut, memang adalah suatu proses yang cukup panjang, yang telah Tuhan persiapkan dalam diri saya jauh sebelumnya. Kata-kata Pastor Noel yang berbunyi, BIARKAN ROH KUDUS BEKERJA, benar-benar telah saya rasakan sendiri.

Semuanya dimulai jauh sebelum itu. Tuhan benar-benar telah mempersiapkan saya. Diawali dengan suatu masalah, dimana saya merasa buntu dan bingung. Istri saya mulai memperkenalkan saya Persekutuan Doa. Lebih dari suatu jawaban, PD mendatangkan kepada saya suatu ketenangan, suatu perasaan damai. Kesaksian dari para pewarta, pengenalan akan kitab suci yang lebih dalam, selalu menyemangati saya, bahwa Tuhan Yesus selalu setia dan menyertai saya, dan bahwa setiap pencobaan yang saya alami, tidak melebihi kekuatan saya, dan bahwa setiap pencobaan yang saya alami adalah juga suatu batu ujian untuk saya, agar saya mempunyai kemampuan yang lebih, untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas yang akan saya hadapi di masa depan saya nantinya.

Sebagai umat yang baru, di PD, saya mulai merindukan untuk selalu datang dan mendengarkan puji-pujian juga kesaksian iman dari para pewarta. Saya mulai tertarik untuk mengikuti seminar-seminar yang diadakan di PD, seperti Seminar Hidup Baru dalam Roh Kudus, Seminar Kursus Pelayanan Pribadi. Suatu saat, seorang teman PD saya, setengah memaksa, mendaftarkan saya untuk ikut KEP (Kursus Evangelisasi Pribadi). Suatu yang selalu saya tolak, karena apa yang ada dibenak saya, tentang keaktifan untuk ikut dalam kegiatan gereja adalah suatu yang menghabiskan waktu saya. Tapi entah mengapa, saat itu ada semacam dorongan untuk saya mengikuti kursus tersebut. Dan inilah rupanya yang merupakan awal dari pelayanan saya sebagai umat yang aktif di gereja. Saya diangkat sebagai sekretaris di kelas KEP, mendampingi pak Kurniadi yang saat itu terpilih sebagai ketua kelas. Pelajaran saya masih terus berlanjut. Masing – masing dari kita, diwajibkan untuk mengisi tim pujian pada jam pelajaran secara bergilir.

Di KEP ini, saya mulai kenal satu lagu pujian, yang salah satu syairnya berisi kutipan dari Yohanes 21. Yaitu suatu dialog antara Tuhan Yesus dengan salah satu rasulNya, Santo Petrus, yang menanyakan … Apakah Engkau mengasihi Aku? Kalau begitu … gembalakan domba-dombaKu. Saudara-saudariku terkasih dalam Kristus, kata-kata tersebut, melekat lama sekali dalam pikiran saya . Setiap kali, diwaktu senggang saya, maupun disaat sibuk, saya selalu teringat kata-kata tersebut. Pernah juga suatu kali, dalam suatu tidur saya, saya mengalami suatu mimpi, dimana saya melihat Yesus yang berdiri dengan tangan yang terbuka, dan saya mendatangi Tuhan, untuk masuk kedalam pelukanNya. Pernah juga suatu ketika, pagi-pagi sekali, saya terbangun dengan keadaan tangan terangkat keatas, saya merasakan seperti ada seseorang yang menarik saya. Suatu pengalaman yang membuat saya mencari jawabannya, mengapa saya bisa seperti itu, saya mencari jawabannya dengan rajin mengikuti misa pagi setiap hari selama sebulan penuh. Masih ada beberapa kejadian yang memperlengkapi saya, seperti dialog dengan Pak Hendra Suharlim, mengenai keadaan PD, saat itu, ntah bagaimana, kami terlibat dalam suatu dialog yang panjang dan lama, mengenai sejarah PD Don Bosco, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, kerinduan-kerinduan para umat PD akan masa depan PD, dsb. Juga pernah saya terlibat pembicaraan yang cukup lama dengan pastor Noel, mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh PD Don Bosco saat itu.

Setelah saya merenungkannya sekarang, ternyata semua yang saya alami saat itu, adalah suatu persiapan bagi saya untuk jabatan saya berikutnya. Ternyata, pada suatu hari, Bpk. Hendra Suharlim mendatangi saya setelah selesai PD. Dia menanyakan langsung ke saya, dengan mengatakan, “Kita telah mencalonkan kamu untuk menjadi koordinator PD berikutnya.” Saudara-saudariku terkasih, tanpa pengalaman-pengalaman yang saya ceritakan sebelumnya, tidak mungkin saya akan menjawab YA untuk pertanyaan tersebut. Tapi karena Tuhan telah ‘memberitahukan’ kepada saya, jauh sebelumnya, maka saya pada saat itu mengatakan: “Kalau Bapak tidak ada calon lain, maka saya siap dicalonkan, karena saya tahu, Bapa telah mempersiapkan saya.”

Sebelumnya saya yang ragu, karena pengalaman saya, karena ketidakmampuan saya, telah Tuhan bekali dengan suatu ayat, yang telah disampaikan oleh seorang teman saya. Satu ayat dari kitab nabi Yeremia, bahwa Tuhan telah mempersiapkan kita jauh sebelum kita dilahirkan. Disitu juga yang merupakan bekal bagi saya untuk melangkah, karena bersama Tuhan, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin.

Saudara-saudariku terkasih, pernyataan ‘YA’ dan ‘OKE’ sebagai koordinator, tidak menjadikan saya langsung sebagai seorang koordinator, perjalanan masih berjalan cukup panjang. Malam sebelum pemilihan, saya mendapatkan telepon dari seseorang, bahwa saya tidak layak untuk diangkat sebagai ketua PD. Saya bukanlah calon yang diinginkan oleh Pastor Paroki. Saya tidak akan mendapatkan dukungan, bila saya menjabat sebagai ketua PD, saya sebaiknya mundur dan sebagainya. Saat itu, alangkah mudahnya bagi saya untuk menolak dan memberikan jabatan tersebut kepada orang yang menginginkannya, tapi saya tidak bisa, saya teringat pernyataan OKE saya, kepada Bapak Hendra Suharlim dan beberapa teman di PD. Saya hanya menjawab: “Maaf, saya telah menyanggupi orang-orang yang mencalonkan saya, saya tidak bisa mundur, bila saya terpilih, biarlah terjadi, bila saya tidak terpilih, saya akan tetap mendukung PD.” Ternyata pembicaraan malam itu masih berlanjut, pada keesokan paginya, salah satu teman saya menanyakan ke pastor paroki, kenapa pastor menentukan calon ketua sendiri, disaat para umat PD memiliki calon pilihannya sendiri, yang saat itu dijawab oleh pastor Noel, bahwa beliau tidak pernah, mencalonkan ataupun menetapkan seseorang pun untuk menjadi Koordinator PD berikutnya. Juga ada suatu pertanyaan yang diajukan oleh adik saya kepada Pastor, mengenai, siapa calon ketua PD berikutnya? Dimana dijawab oleh Pastor dengan kata “TIDAK TAHU”. Dikesempatan yang sama, adik saya juga menanyakan kepada Pastor Noel, apakah pastor Noel, memerintahkan saya melalui seseorang agar saya mundur, karena pastor, sudah memiliki calon favorit. Pertanyaan yang dijawab oleh Pastor Noel dengan dinginnya: “Bahwa ia tidak pernah memerintahkan seseorangpun, dan kalau Soemitro, tidak siap menghadapi masalah-masalah dan tekanan-tekanan tersebut, berarti dia tidak siap untuk menjadi koordinator PD.”

Disamping kejadian tadi, banyak sekali, pergumulan pribadi yang saya alami sendiri, hari itu di dalam hati dan pikiran saya terjadi perperangan, antara ya dan tidak, perlu dan tidak perlu menjadi koordinator PD, malahan istri saya sendiripun mengatakan, bila ada orang yang menginginkan jabatan tersebut, berikanlah kepada dia, malah bagus buat kita, ga ada suatu kewajiban yang harus kita selesaikan. O TUHAN, saya bingung … Saya ga mo jabatan, tapi saya juga tidak mau, orang yang jarang datang ke PD, menjadi koordinator Persekutuan Doa. Saat itu saya ingat perkataan Bunda Maria,TERJADILAH PADAKU SEPERTI APA YANG ENGKAU KATAKAN. Saya yang sedang mengendarai mobil, dengan keadaan bingung, menyampaikan doa singkat saya … BAPA, TERJADILAH PADAKU MENURUT KEHENDAKMU…

Kita kembali ke saat-saat pemilihan … Setelah terkumpul 8 nama, panitia menghitung, jumlah suara yang ada, total suara ada 75 suara. Saat itu saya ingat Pastor Noel mengatakan, bahwa koordinator baru akan terpilih, bila ada seseorang memiliki jumlah suara 38, yang merupakan 50% suara + satu.

Proses Pemilihan tahap keduapun mulai dilakukan. Saudara-saudariku terkasih, setelah saya sadari sekarang, ternyata saat itu, saya pribadi, masih belum mau menerima pencalonan saya sebagai koordinator. Dikertas suara yang harus saya tulis, saya mau menuliskan nama calon lain, seperti apa yang telah saya lakukan diputaran pertama sebelumnya. Tetapi Tuhan mengingatkan saya, melalui istri saya, dia menanyakan, nama siapa yang saya akan tulis di kertas. Yang saya jawab, bahwa saya akan menulis nama si ‘x’. Tapi istri saya nengatakan: ”Kalo kamu percaya, bahwa jabatan koordinator PD adalah suruhan Tuhan kepada kamu, seharusnya kamu menuliskan nama kamu.” Saya sempat terdiam sebentar, yang akhirnya saya setujui, dengan menuliskan nama saya sendiri. Saat ini, dari pengalaman ini, saya belajar, bahwa Tuhan, tidak pernah memaksakan siapapun untuk menjadi pelayan Dia, Tuhan tidak pernah memaksakan siapapun untuk menjadi selamat dan mengikuti Dia, semua itu adalah kehendak bebas kita untuk memilih Dia, juga untuk melayani

Dia. Dan terjadilah … proses perhitungan berjalan … suara saling berkejar-kejaran, sampai akhirnya tinggal 3 suara tersisa, dan suara untuk saya adalah 35. Pastor Noel mengatakan, bila 3 suara terakhir adalah untuk saya, maka pemilihan Koordinator PD telah selesai. Kami yang hadir, menantikan pembacaan kertas suara, dengan hati yang tegang. Dan memang saat itu, saat yang luar biasa, kami merasakan sekali kehadiran Roh Kudus. Pada saat kertas suara dibacakan, jumlah suara, tepat 38 suara. Tepuk tangan meriah mengakhiri pemilihan, Roh Kudus Engkau luar biasa …

Saudara saudari terkasih, saat itu, saya tidak bisa membayangkan, darimana datangnya 38 suara tersebut, karena sebagian teman-teman saya, tidak mempunyai hak suara, karena mereka adalah panitia, dan sebagian lagi, bukanlah umat paroki St. Yohanes Bosco. Sementara malam sebelumnya saya juga tidak mencari dukungan agar saya terpilih. Juga tidaklah terbayangkan, apa yang akan pastor Noel lakukan, bila suara tidak terkumpul sampai 38 suara, apakah akan diadakan debat kandidat … karena sejujurnya saya tidak tahu apa-apa tentang pelayanan, atau mungkin debat mengenai kitab suci, karena sejujurnya juga, saya bukanlah ahli kitab suci. Tapi memang Tuhan itu Allah yang luar biasa, dia membuat semuanya indah pada waktunya, Dia membuat semua yang tidak mungkin, menjadi mungkin.

BIARKAN ROH KUDUS BEKERJA … suatu kalimat yang harus selalu ada dalam hidup saya, suatu penyerahan yang total, setiap saat, setiap waktu, kepada rencana Allah.

Dengan berjalannya waktu, saya mengerti kalimat tersebut, bukan sebagai sebuah penyerahan diri yang pasif, dimana kita tidak melakukan apapun dan membiarkan Roh Kudus yang mengerjakan segalanya, tetapi suatu penyerahan diri, yang diiringi suatu tanggapan akan panggilan Allah, suatu tindakan yang berusaha mendekati Allah. Berserah saja, tidaklah cukup, karena Tuhan juga memerlukan kerjasama kita, Tuhan juga membutuhkan usaha kita. Ada suatu kalimat, “Tuhan yang maha segalanya, yang bisa membuat segalanya, tidak bisa menyelamatkan kita, bila kita tidak mau diselamatkanNya.”

Jadi berikanlah yang terbaik yang engkau miliki untuk Tuhanmu, dan bila sudah kau lakukan, tunggulah dan nikmatilah BIARKAN ROH KUDUS BEKERJA. Tuhan memberkati kita semua.

(Jkt, 250509, - Sebastianus Soemitro - copddb)

Tuesday, May 19, 2009

Datang PadaNya, Berserah PadaNya dan Percaya PadaNya

Suatu pagi, sambil menikmati teh tarik yang saya buat sendiri, terbayang saya pada masa2 dimana saya sering bertanya pada diri saya sendiri : ahhh..gila ya, para pastor, harus misa setiap hari..apa ga bosen ya..saya 1 minggu sekali aja sdh bosen..hebat juga pastor..(it seems like a silly questions).


Sambil menikmati roti, masih terbayang dihati saya seputar kehidupan yang saya alami…


Banyak hal yang tidak mengenakkan terjadi dalam hidup saya, masalah anak, suami yang meyebalkan,dsb..wah sepertinya buat saya jadi stress..sebel..tidak tau harus berbuat apa..Sering kali bertanya Kenapa semua harus terjadi Tuhan…??? karena sdh bingung, akhirnya saya coba untuk datang ke misa berharap keadaan terselesaikan..

Pertama hanya misa 2x 1 minggu, sepertinya itu sdh cukup..Tetapi Puji Tuhan, berjalannya waktu lama kelamaan menjadi setiap hari .


Dalam perjalanan hidup, meskipun sudah pergi ke misa, saya tetap stress..sepertinya masih belum bertemu Tuhan..ternyata, tidak semudah itu,tidak semua persoalan jadi langsung beres saat datang ke misa, tanpa kita mengetahui arti dari misa itu sendiri.


Dengan menghadiri misa, lama kelamaan Tuhan membimbing saya melalui berbagai kegiatan yang ada di gereja, salah satunya dengan kegiatan Persekutuan Doa. Tuhan membawa saya untuk saya bisa lebih mengenal Dia, melalui Persekutuan Doa Karismatik Katolik.


Saya lebih mengerti akan kasih dan kebaikan Tuhan buat hidup saya.Ada suatu proses perjalanan hidup yang kadang menyakitkan yang memang harus dijalankan, tetapi itu semua bertujuan membentuk pribadi saya sehingga saya dapat hidup berkenan di mata Tuhan. Suatu proses pelajaran yang mengubah karakter hidup saya.


Sekarang saya mengerti, apa arti misa buat hidup saya, mengapa saya harus menghadiri misa. Bagi saya menghadiri Misa bukan lagi supaya saya terhindar dari kesulitan di dunia ini, tetapi lebih dari Persatuan hidup saya dengan Dia. Saat saya bersatu dengan Dia, di dalam Persekutuan Tubuh dan DarahNya, disitu saya memperoleh kekuatan yang baru untuk dapat menghadapi rintangan,cobaan dan kesulitan di dunia ini.


Saya tidak lagi bertanya, Tuhan Mengapa ini semua harus terjadi.., tetapi sebaliknya.. Terima Kasih Tuhan untuk semua keadaan yang boleh saya alami, dan biarlah saya bisa seperti Bunda Maria yang berkata VIAT VOLUNTAS TUA.. Amin


Seperti Firman Tuhan berkata : YOHANES 15:5

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.


Saya tertawa dalam hati dan merasa bahagia kalau saya boleh lebih mengenal Dia sebagai Allah yang hidup dalam suatu proses kehidupan air mata dan bagaimana Ia sungguh menopang hidup saya saat keadaan yang tersulit sekalipun serta memberi suatu pengharapan yang baru saat semua tanpaknya tiada jalan, Amin… Segala pujian syukur dan hormat hanya bagi Tuhan Allah kita,YESUS KRISTUS..


MAZMUR 16 :11

Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.


Buat temen2 yang sedang mengalami kesulitan atau pun beban yang berat, satu hal pesan saya DATANG PADANYA , BERSERAH PADANYA dan PERCAYA PADANYA, maka kamu akan melihat bagaimana Yesus menuntun jalan hidup kita sampai kita memperoleh KEMENANGAN.

GOD BLESS...

Friday, May 15, 2009

Hilangnya Chika

Anjing saya namanya Chika, dia anjing yang cantik, pintar, dan manja. Tapi itu dulu, sebelum kaki belakangnya lumpuh. Sebentar lagi dia ulang tahun yang ke-13, sudah tua renta ya. Teman-teman dekat yang tahu Chika suruh saya untuk suntik mati dia. Kejam ya? Mereka berkata demikian ada sebabnya. Dulu kedua kaki belakangnya pernah lumpuh total. Sekarang dia sudah bisa berdiri dan berjalan, tapi tidak sempurna. Kadang kalau kakinya sedang tidak kuat, dia akan jatuh dan akhirnya jalannya ngesot. Hahaha...Sering dia jatuh saat sedang pipis, jadinya bau deh...Semakin tua, semakin aneh penyakitnya. Waktu itu sampai pernah operasi angkat rahim yang lumayan mahal. Terakhir, dokter bilang dia alergi makanan manusia, jadinya harus makan dog food aja, gak boleh makan nasi lagi. Badannya jadi gatel dan bulunya rontok segumpal-segumpal karena alergi itu. Jadi sempat dia saya gundulin sampe botak dan jadilah dia seekor anjing aneh. Saya sampe malu kalo ajak dia keluar jalan karena diliatin orang. Hehe.. Mungkin karena semua keadaan Chika yang seperti itu teman2 suruh saya untuk suntik mati dia. Waktu itu, saya benar2 akan melakukannya. Benar2 membulatkan tekad untuk membawanya ke dokter. Bahkan saya sudah say good bye ke Chika dan minta maaf karena harus ‘membunuh’ dia dengan cara seperti itu. Tapi di saat2 terakhir, mama telpon dari luar ngeri bilang untuk tetep mempertahankan dia. Mungkin Chika tetap ada sampai sekarang, supaya saya bisa membagikan sesuatu hal ini kepada teman2.

Hari Senin, 6 April 09, sehari setelah minggu palma, dia hilang. Dia tidak ada di rumah saat saya pulang kerja. Padahal sore itu habis hujan gede, dan masih gerimis. Jalan depan rumah saya tegenang air, padahal bisa dibilang lebih tinggi dari daerah lain di kompleks. Panik...anjing pincang, yang jalan aja susah..berteduh di mana dia gerimis2 gini? Banjir pula..pasti dia jatuh2 dan basah dan kedinginan.. .saya berusaha menenangkan diri, Chika tidak akan jalan jauh, paling2 ke gang sebelah dan dia tidak suka air, paling2 dia berteduh di halaman rumah orang or di pinggir jalan..

setelah ganti celana pendek, saya keluar lagi untuk cari dia..saya naik motor, pelan2 saya liatin pinggir2 jalan dan halaman rumah orang sambil panggil2 dia. Gang saya CLEAR, coba gang sebelah kiri, CLEAR juga, berarti di gang sebelah kanan nih, sebentar lagi saya akan menemukan dia dan akan menggendongnya pulang. Di gang sebelah kanan ternyata CLEAR juga...panik, cemas, khawatir..bagaimana kalau saya tidak bisa menemukan dia, apa yang akan terjadi dengan dia. Dia anjing manja yang tidak akan bisa survive di luar sana, kedinginan, kelaparan, tidak akan ada yang mau adopsi dia karena dia jelek, DIA AKAN MENDERITA... saya merasa menyesal sekali karena tidak menutup lubang yang sengaja dikorek Chika supaya dia bisa keluar masuk rumah dengan bebas. Tadinya saya pikir dengan adanya lubang itu, Chika akan senang karena dia bisa jalan2 keluar kapan saja. Dia tidak akan jalan terlalu jauh dan selalu pulang ke rumah sebelum saya pulang kerja. Saya MENYESAL. Bagaimana kalau ternyata dia sudah diculik oleh ‘pemburu anjing’ untuk dipotong? Kalau restoran mereka lagi kekurangan stok anjing, kan bisa saja mereka ambil Chika, walaupun keliatan dia sudah tua dan dagingnya tidak akan enak, daripada tidak ada anjing untuk dijadikan masakan...Chika MATI..

Saya tambah PANIK, CEMAS, TAKUT, SEDIH..saya memutar kembali ke gang saya, saya panggil2 dia dengan lebih kencang, suara saya agak tinggi karena mulai emosi dan mata saya mulai berkaca2. SAYA HARUS MENEMUKAN DIA KARENA SAYA TIDAK MAU DIA MENDERITA DI LUAR SANA DAN SAMPAI MATI DIBUNUH. Saya tanya orang2 yang saya jumpai di jalan: anak2 yang sedang naik sepeda di tengah gerimis, hansip, tukang becak: ‘Pak, liat anjing coklat pincang2 lewat sini gak? Bulu di sekitar pantatnya botak?’dan akhirnya ada yang melihat Chika. Rupanya dia keluar dari kompleks rumah saya dari ujung gang yang satunya..orang2 bilang: dia mondar mandir aja dari tadi di depan gang ujan2an...ngesot di tengah jalan..anjingnya yang buta itu kan...Saya senang karena ada harapan untuk menemukan dia sebelum dia diculik dan dibunuh..tapi saya sedih mendengar dia ngesot di tengah jalan dan dikira buta...Anyway, saya cari dia ke arah yang mereka tunjuk...

Akhirnya saya liat Chika di ujung jalan menuju jalan raya yang banjirnya lebih tinggi...saya langsung ngebut dan teriak panggil dia...tapi masih terlalu jauh, dia tidak dengar teriakan saya..semakin jelas saya lihat dia sedang mondar mandir kebingungan karena di hadapannya jalanan banjir..mungkin dia bingung mo nyemplung ato gmn...teriakan saya tidak terdengar karena rupanya tukang becak, tukang ojek, dan orang yang sedang berteduh di ujung jalan sana sedang heboh juga lihat dia..tambah heboh lagi pas mereka dengar saya teriak2..Chika sudah nyemplung ke jalanan banjir itu..padahal banyak kendaraan yang lewat..Saya sangat bahagia sekali saat itu, tidak peduli apa2 lagi, saya juga nyemplung ke jalanan banjir itu dan langsung menggendong dia ke pinggir jalan..di pinggir jalan itu saya peluk dia untuk beberapa saat..saya tidak peduli berisik2nya tukang ojek dan tukang becak..sebuah pemandangan yang aneh mungkin bagi mereka..berpelukan dengan seekor anjing jelek di pinggir jalan!! Setelah puas peluk dia, saya bawa dia pulang, tangan kiri gendong dia, tangan kanan setir motor....

Hari itu Tuhan memberi tahu saya sesuatu...sesuatu yang meaningful..

Seperti itulah perasaanKu di saat kamu tersesat . di saat kamu berjalan terlalu jauh dan tidak bisa pulang atau tidak mau pulang, Aku sedih dan cemas karena Aku tidak mau kamu menderita di luar sana, apalagi kalau kamu sampai diculik oleh si ‘jahat’ dan kamu tidak bisa bersama-sama Aku di rumah BapaKu di surga.

Temen-temen, mungkin kita sering berjalan terlalu jauh dari Tuhan, saat Tuhan cari, kita tidak ada di sana. Kabar baiknya saat Tuhan sadar kita tidak ada lagi bersamaNya, dia tidak tinggal diam. Dia mencari kita dan memanggil2 nama kita dari pelan mungkin sampai bernada tinggi karena Tuhan semakin cemas dan takut kehilangan kita. Kabar buruknya, dosa2 kita membuat kita begitu jauuh dari Tuhan sehingga kita tidak bisa mendengar panggilan Tuhan itu (seperti Chika yang tidak mendengar teriakan saya).

Mungkin Chika sudah jelek, bau, menyusahkan, dan menurut orang2 ‘lebih baik disuntik mati daripada terus dipelihara’, tapi dia adalah anjing kesayangan saya dan mama. Dia masih berharga untuk saya dan mama. Begitu juga kita di mata Tuhan. Sebagaimana pun kita jelek dan kotor karena dosa-dosa kita, seberapapun kita sering menyakiti dan mengecewakan Dia, sebagaimanapun kita dianggap tidak berharga oleh orang2 di dunia ini, tetapi kita tetap anak kesayangan Tuhan. Kita berharga untuk Tuhan dan Tuhan menginginkan kita. HE WANTS US!!!!

Jadi temen2, kalau suatu saat kita jauh dari Tuhan, ingatlah cerita sederhana ini, supaya temen2 ingat betapa berharganya kita di mata Tuhan. Tuhan panik kalau kita tersesat dan hilang. Di saat kita mulai jauh dari Tuhan dan merasa agak tersesat, singkirkanlah dosa2mu, kita akan bisa mendengar panggilanNya, dan menemukan jalan pulang. Lalu, kita kembali ke pelukanNya yang penuh sukacita, ketenangan dan kedamaian. And then WE LIVE HAPPILY EVER AFTER. THE END.

Masa prapaskah dan paskah baru saja lewat, saya harap semangat pertobatan kita selalu nempel di keseharian kita...

Semoga sharing ini bisa memberkati temen2...

Love you all,

Sanny